Renungan Hari Rabu 28 Februari 2024
Renungan Hari Rabu 28 Februari 2024
Bapak, Ibu dan Saudara-saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus, Pada Renungan Harian Rabu 28 Februari 2024. Dalam Bacaan Injil Matius 20:17-28 hari ini mengisahkan tentang "Yesus akan dijatuhi hukuman mati."
Sebagai manusia biasanya sulit sekali bagi kita untuk memberikan pengampunan. Bahkan, menerima kelemahan orang lain atau menerima orang-orang di sekitarki apa adanya adalah hal sulit bagi kita.
Dua permenungan diberikan kepada kita pada hari ini supaya kita bisa menumbuhkan perhatian, penerimaan, dan pengampunan“ bagi orang-orang di sekitar kita.
Yeremia dalam bacaan pertama berdoa kepada Allah, memohonkan pengampunan bagi musuh-musuhnya. “Ingatlah bahwa aku telah berdiri dii hadapan-Mu, dan telah berbicara membela mereka, supaya amarah-Mu disurutkan dari mereka” (Yer. 18:20).
Dari sudut pandang yang berbeda, Injil hari ini memberikan contoh bagaimana Yesus menyelesaikan konflik kepentingan yang terjadi di antara para murid-Nya Mereka berebut pengaruh dan kedudukan.
Konflik kepentingan itu dipicu oleh ibu anak-anak Zebedeus yang meminta Yesus supaya anak-anaknya kelak boleh duduk di dalam Kerajaan Yesus, seorang di sebelah kanan dan yang seorang lagi di sebelah kill (Mat. 20:21).
Umumnya, sebagai manusia, emosi kita akan naik jika terjadi sesuatu yang tidak Sesuai dengan keinginan diri kita. Dalam hal ini kita bisa belajar dari Yeremia. Yeremia tidak membalas kejahatan para musuhnya dengan memberi kutukan.
Sebaliknya, ia justru memintakan pengampunan dari Allah bagi para musuhnya. Inilah tanda kasih manusia yang bersumber dari Allah Yang Maharahim. Allah senantiasa menghendaki adanya pengampunan.
Mereka yang telah merasakan kerahiman Allah ini, pada gilirannya akan memberikan pengampunan itu kepada sesamanya.
Dalam kasus para murid Yesus, mereka yang tidak memahami arti duduk di sebelah kanan dan kiri Yesus tentu akan berpikiran bahwa kedudukan itu adalah soal kekuasaan. Padahal, yang dimaksudkan dengan kedudukan itu adalah sarana dan semangat pelayanan.
Pelayanan yang sejati bukan hanya ditujukan kepada mereka yang sepaham dengan diri kita. Pelayanan juga harus diberikan kepada mereka yang bertentangan dengan kita.
Oleh karena itulah, Yesus memberikan penjelasan guna menyelesaikan konflik kepentingan itu bahwa tujuan utama Ia memanggil para murid adalah untuk mengikuti-Nya dalam tugas-tugas pelayanan, bukan tugas-tugas pemerintahan.
Marilah kita membangun semangat pelayanan dalam diri kita dengan terlebih dahulu membuang pamrih. Dengan itu kita bisa melayani secara bebas untuk mereka yang kita sukai dan mereka yang tidak kita sukai.
Demikianlah Renungan Hari Rabu 28 Februari 2024, semoga bermanfaat.
Baca Juga Injil, Renungan dan Santo Santa THEKATOLIK.COM Lainnya di Google News