Renungan Hari Minggu 10 Maret 2024
Renungan Hari Minggu 10 Maret 2024
Bapak, Ibu dan Saudara-saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus, Pada Renungan Harian Minggu 10 Maret 2024. Dalam Bacaan Injil Yohanes 3:14-21 hari ini mengisahkan tentang Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia untuk menyelamatkannya.
Akhir dari kerajaan Yehuda.
Ada dua hal yang dapat dijadikan bahan permenungan bagi para pembaca kisah ini. Pertama, dosa telah merasuki kehidupan Israel secara menyeluruh pada zaman raja Zedekia (yang juga mencerminkan zaman-zaman dari para raja sebelumnya).
Dalam hal kepemimpinan, raja Zedekia telah berdosa karena melakukan yang jahat, tidak merendahkan diri di hadapan Allah (ayat 12), mengeraskan hati, dan tidak berbalik kepada Tuhan (ayat 13).
Dalam hal keagamaan, para pemimpin, termasuk para imam, bersama-sama dengan rakyat juga berdosa menyembah berhala dan menajiskan bait Allah (ayat 14). Para pemimpin bersama rakyat juga meremehkan peringatan, himbauan, dan firman Tuhan melalui para nabinya (ayat 12b,15-16).
Bahkan juga dalam hal lingkungan hidup, karena rupanya seluruh bangsa Yehuda tidak menaati perintah untuk membiarkan tanah tidak ditanami satu tahun setiap tahun ketujuh (tahun sabat), demi menjaga kesuburan tanah tersebut (ayat 21).
Akibat dosa-dosa ini adalah penghukuman dari Allah. Inilah hal kedua yang perlu kita perhatikan, yaitu bagaimana Tuhan bertindak. Penulis Tawarikh jelas menunjukkan bahwa Tuhan telah “berulang-ulang mengirim pesan melalui utusan-utusanNya, karena Ia sayang kepada umat-Nya” (ayat 15).
Allah juga yang menggerakkan raja Kasdim/Babel untuk menjadi instrumen penghukuman Allah (ayat 16-17). Namun, karya Allah tidak hanya sampai pada memperingatkan lalu menghukum saja.
Allah juga memulihkan umat-Nya setelah masa hukuman itu selesai. Catatan penulis Tawarikh mengenai tahun sabat bagi tanah menyiratkan satu hal, bahwa tanah Israel beristirahat selama pembuangan, demi persiapan bagi kedatangan para penghuni baru, orang-orang Yehuda yang kembali dari pembuangan (ayat 21).
Tuhan jugalah yang menggerakkan raja Persia, Koresy, untuk mengeluarkan dekritnya yang terkenal, yang memungkinkan pemulangan orang Yehuda ke tanah mereka (ayat 22-23).
Mengakui bahwa Allah adalah Allah yang mahakasih dan mahaadil, berarti menerima bahwa Allah menghukum dan mendisiplinkan mereka yang dikasihinya.
Paulus dalam Bacaan kedua mengajarkan pentingnya, Kedudukan rohani di dalam Kristus.
Setelah menjelaskan kekayaan rohani kita di dalam Kristus, Paulus menjelaskan dua hal: kedudukan rohani jemaat di dalam Kristus dan apa yang Allah perbuat terhadap orang-orang Yahudi dan non Yahudi.
Paulus mengungkapkan apa yang telah diperbuat Allah bagi orang berdosa. Ia memaparkan status dan kondisi hidup jemaat Efesus bahkan juga dirinya sebelum menerima Kristus (ayat 3). Paulus ingin agar jemaat makin memahami perbedaan tajam antara akibat dosa dan akibat anugerah.
Jemaat yang hidup di luar Kristus memiliki kehidupan rohani yang kosong dan hidup dalam ketidakberdayaan menghadapi dunia.
Sebaliknya, jemaat yang hidup di dalam Kristus akan dihidupkan, diperbarui dan dibangkitkan untuk hidup dalam kemuliaan kuasa pemerintahan dan kedaulatan Kristus. Pada bacaan esok,Paulus menjelaskan tentang status dan kondisi orang-orang Yahudi dan non Yahudi yang berseteru, melalui kebangkitan-Nya didamaikan dan dibangun menjadi Bait Allah (ayat 11,22).
Keajaiban anugerah Allah telah mengeluarkan kita dari kubangan dosa yang dahsyat dan ditempatkan dalam ruang takhta kemuliaan-Nya. Tepat bila dikatakan bahwa orang yang hidup tanpa Kristus sebenarnya mati.
Keberdosaan dan dosa perbuatan mematikan dalam arti mencemarkan hati, menggelapkan pikiran, melumpuhkan kehendak dan akhirnya menjerumuskan orang ke dalam kebinasaan. Hidup dapat berubah radikal hanya oleh dan dalam Kristus.
Hanya Dialah yang mampu mengubah seluruh hidup lama kita yang cemar oleh dosa menjadi suatu ciptaan baru berciri kemuliaan ilahi (ayat 10).
Allah tidak dapat bekerja di dalam kita tanpa Ia terlebih dahulu bekerja bagi kita dan tanpa kita percaya kepada Anak-Nya. Melalui firman Allah, doa dan penderitaanlah Allah bekerja dalam kita.
Injil hari ini, Berilah tanggapan yang tepat!
Yesus menerangkan bahwa “Dilahirkan kembali” bukanlah masalah fisik, melainkan tentang memasuki kehidupan baru sebagai hasil karya ajaib Roh Kudus.
Memasuki kehidupan kekal ini dimungkinkan oleh pengorbanan Kristus di kayu salib. Ia menanggung hukuman untuk menggantikan manusia yang berdosa.
Akan tetapi, hal ini sulit dipahami Nikodemus. Maka Tuhan Yesus mengambil suatu kisah dalam PL untuk menolong Nikodemus memahami hal tsb.
Sebagai seorang Farisi, Nikodemus tentu akrab dengan PL yang di dalamnya termasuk juga kitab-kitab Taurat. Ia tentu tahu kisah ular di padang gurun (Bil. 21:4-9).
Yesus mengibaratkan kematian-Nya di kayu salib seperti kisah digantungnya ular tembaga di sebuah tiang. Itu terjadi karena orang-orang Israel memberontak melawan Allah.
Sebagai hukuman, Allah mengirimkan ular-ular tedung untuk memagut mereka. Ketika Musa berdoa kepada Allah, Allah memerintahkan Musa untuk membuat ular tembaga dan menggantungnya.
Siapa saja yang dipagut ular harus memandang ular tembaga itu, bila ingin disembuhkan. Begitu pulalah kematian Yesus di kayu salib (band. Yoh. 12:32-34). Manusia yang telah berdosa karena melawan Allah harus menerima hukuman.
Namun Kristus rela menanggung semua dosa manusia dan mereguk murka Allah. Dengan karya-Nya, Ia menebus manusia dan membebaskan manusia dari hukuman.
Tanggapan seseorang pada karya Yesus akan menentukan apa yang akan ia terima: hidup kekal atau hukuman (ayat 14-15). Bagi yang tidak percaya, dengan tegas disebutkan bahwa mereka akan binasa (ayat 16) dan dihukum (ayat 18).
Hukuman ini diberikan karena sebelumnya kesempatan untuk menerima terang Yesus telah diberikan, tetapi manusia menolak dan lebih suka melakukan yang jahat (ayat 19).
Namun orang yang memberi respons positif bagai orang yang datang kepada terang (ayat 21). Niscaya ia diselamatkan dan beroleh hidup kekal (ayat 16-17).
Sudahkah kita menanggapi karya Yesus dan menerima anugerah keselamatan?
Doa Penutup
Bapa surgawi, terima kasih penuh syukur kami haturkan kepada-Mu untuk belas kasihan-Mu kepada kami.
Dengan mengutus Yesus, Engkau telah menyelamatkan kami. Kirimkanlah terang Roh Kudus-Mu agar hati kami masing-masing dapat dilunakkan, sehingga kami dapat mengikuti jalan-Mu yang dipenuhi kasih, dan kami dapat hidup setiap hari dalam kemenangan. Amin.
Demikianlah Renungan Hari Minggu 10 Maret 2024, semoga bermanfaat.
Baca Juga Injil, Renungan dan Santo Santa THEKATOLIK.COM Lainnya di Google News