Renungan Hari Minggu 31 Maret 2024
Renungan Hari Minggu 31 Maret 2024
Bapak, Ibu dan Saudara-saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus, Pada Renungan Harian Minggu 31 Maret 2024. Dalam Bacaan Injil Yohanes 20:1-9 hari ini mengisahkan tentang Maria Magdalena pergi ke kubur Yesus, dan ia melihat bahwa batu telah diambil dari kubur.
Bapak, Ibu dan Saudara-saudari dalam Kristus Yesus, kebangkitan Yesus Kristus dipahami oleh semua umat percaya sebagai hal yang sangat penting bagi Kekristenan.
Kebangkitan Yesus Kristus ibarat jantung pada manusia, demikianlah Paskah dianalogikan bagi Kekristenan.
Tanpa jantung manusia tidak bisa hidup, demikian juga tanpa kebangkitan tidak ada kekristenan. Itu sebabnya rasul Paulus pernah mengatakan “Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu” (1 Korintus 15:14).
Oleh karena itu wajar bila kebangkitan ini menjadi perhatian utama bagi banyak orang. Terjadi begitu banyak diskusi dan perdebatan, dari dulu sampai sekarang.
Dari awal sejarah terjadinya kebangkitan, perdebatan itu tak kunjung selesai hingga hari ini bagi mereka yang meragukannya.
Benar bahwa masalah kebangkitan adalah sesuatu yang tidak mudah dimengerti namun sangat berharga untuk dimengerti. Tidak mudah dimengerti bila dihubungkan dengan akal manusia, namun yang sukar dimengerti itu dapat diterima karena Kristus adalah Tuhan.
Akal yang terbatas itu tidak akan dapat menjelaskannya karena Kebangkitan itu adalah pekerjaan Dia yang tak terbatas dan tak dapat dibatasi oleh apapun.
Kebangkitan Yesus pada pokoknya berarti bahwa Yesus yang di dunia ini benar-benar mati, dan dari keadaan mati itu beralih masuk ke dalam keadaan lain sama sekali. Ia kini hidup dengan cara yang lain sekaligus tetap berpengaruh dan aktif menyelamatkan manusia.
Maka untuk masuk ke dalam kebangkitan abadi ini, Yesus harus melewati kematianNya. Hal ini ditandainya dengan makam yang kosong. Berbicara tentang makam kosong, tidak membuktikan kebangkitan Yesus. Menurut Markus 16:8, makam yang kosong tidak menimbulkan kepercayaan wanita-wanita yang menemukannya.
Sebaliknya mereka ketakutan dan melarikan diri. Makam kosong mempunyai arti Ambivalen. Makam kosong sama sekali tidak berkata apa-apa tentang bagaimana dan karena apa menjadi kosong.
Jadi kita harus berkesimpulan bahwa makam kosong bukanlah menjadi bukti pokok kebangkitan Yesus, melainkan sebuah perandaian. Makam kosong berarti jangan mencari Dia (Kristus yang hidup, diantara orang mati (lih Luk 24:5).
Makam itu terbuka artinya duka cita dan kegelapan maut sudah diganti oleh suka cita dan terang kebangkitan. Bagi orang yang percaya makam kosong merupakan tanda yang membutuhkan keterangan lebih lanjut supaya bermakna.
Apa yang diwartakan oleh makam kosong adalah kebangkitan Kristus sebagai misteri penyelamatan, juga berarti bahwa jenazah Yesus tidak diambil atau di curi oleh manusia dan bahwa Yesus tidak kembali lagi kepada suatu kehidupan duniawi seperti Lazarus, tetapi kehidupan yang mulia.
Kisah sengsara dan wafat Yesus hanya memiliki arti bagi keselamatan kita. Karena dilihat dalam terang kebangkitan. Kebangkitan Kristus merupakan inti iman kita.
St. Paulus menegaskan, “Andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu “(1Kor 15:14:15).
Dalam Kitab Suci, khususnya Injil, kebangkitan Yesus diwartakan melalui dua cara, yang pertama melalui kisah “kubur kosong” dan kedua melalui “penampakan-penampakan”.
Kalau anda ke Israel dan melihat tempat dimana dahulu Yesus dikuburkan ada tertulis; “Jangan cari orang hidup di tengah-tengah orang mati, Ia sudah bangkit lihatlah kuburNya kosong”. Ketika kita masuk ke kuburan itu, memang kosong.
Maria melihat batu penutup kubur itu tidak ada, dan mendapati kubur itu telah kosong. Ia menduga, ada orang yang telah mengambil mayat Yesus.
Apapun kecurigaannya, kelihatannya ia sangat terkejut, jengkel, panik, hatinya gundah atas kenyataan bahwa tubuh Tuhan Yesus hilang.
Sehingga ia segera berlari menjumpai Simon Petrus dan Yohanes untuk memberitahukan apa yang telah terjadi. Sampai disini Maria belum menyadari apa yang terjadi, seandainya ia mengerti dengan benar, tidak ada yang lebih membahagiakan jika kita tahu bahwa orang yang kita kasihi telah bangkit dari kematian.
Batu itu disingkirkan bukan supaya Kristus yang telah bangkit itu bisa keluar dari kubur. Dengan kuasaNya, Ia bisa menembus tembok/ruangan yang tertutup sekalipun. Sehingga jelas Ia tidak membutuhkan penyingkiran batu yang menutup pintu kuburNya itu.
Kalau demikian, mengapa batu itu disingkirkan? Untuk menunjukkan bahwa kubur sudah ditaklukkan oleh kebangkitan Yesus. Dan supaya para perempuan dan murid, bisa memasuki kubur itu dan melihat kenyataan bahwa Ia telah bangkit dan mengalahkan maut.
Kubur yang kosong menunjukkan bahwa kebangkitan Yesus juga bersifat jasmani, bukan hanya rohani. Paskah memberikan kita cahaya harapan sebagai manusia berdosa. Seorang berdosa sering dijauhi oleh dunia sekitarnya.
Tuhan yang bangkit member celah harapan, bahwa diri yang berdosa masih punya tempat dan kesempatan untuk menimbah rahmat Ilahi. Yang dituntut dari kita, hanyalah tobat.
Pesta Paskah adalah pesta kemerdekaan Kristus atas dosa dan maut. Pesta kemerdekaan kita. Kemerdekaan yang menjadi dambaan manusia sepanjang jaman. Kemerdekaan sejati adalah janji Allah bagi manusia.
Dan kini, kerinduan manusia dan janji-janji Allah bagi manusia terpenuhi dalam diri Yesus yang bangkit mulia. Inilah alasan kita bersyukur dan bergembira serta mengagungkan kebesaran kasih Allah. Hal ini ditandai oleh sebuah makam kosong.
Makam kosong bagi Yesus, adalah sebuah kemenangan, tanda kemerdekaan, tanda kebangkitan. Makam kosong adalah tanda bahwa Allah berkarya melintasi kubur, jauh melampaui peristiwa kematian.
Allah menciptakan alam baru bagi Yesus, alam yang bebas merdeka, tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, bahkan oleh kuasa mana pun. Allah menghancurkan kuasa kegelapan, kuasa penjajahan dosa dan maut. Yesus bangkit jaya dan mulia.
Makam kosong bagi para pengikut Yesus, adalah menjadi tanda iman dan tanda kemerdekaan. Semula para murid kesayangan Yesus itu panik, bingung melihat kubur kosong. Dikira jenasah Yesus dicuri atau diambil oleh tukang kebun.
Mereka itu dipanggil untuk memahami tanda kebangkitan dalam makam kosong. Maria Magdalena perlahan memahami dan mengimani Yesus yang bangkit.
Sapaan Yesus yang bangkit itu, menjadikan dia penuh semangat, penuh gairah, penuh kemesraan. Petrus yang pada mulanya kurang percaya itu, kemudian percaya juga.
Yohanes, sang murid kesayangan Yesus itu, ia melihat dan percaya. Muncul di sini sikap baru yakni penuh semangat, penuh gairah. Percaya bahwa Yesus sungguh sudah bangkit.
Iman akan Yesus yang bangkit membuat mereka kembali bergairah, bersemangat menjadi tidak takut dan gentar, memberikan harapan baru, ada kegembiraan dan sukacita, ada kekuatan baru, hidup baru.
Bahwa penderitaan dan kematian sebagai arah baru menuju Allah yang hidup. Ada masa depan. Menjadi manusia baru, memiliki hati yang terbuka, penuh iman, menjadi manusia kebangkitan.
Bagi kita, makam kosong menjadi tanda iman dan tanda kemerdekaan kita. Kita merayakan kemenangan kita atas kuasa dosa dan maut di dunia ini. Kristus yang bangkit membangkitkan iman kita, agar kita percaya kepadaNya sebagai harapan tunggal kita.
Membuat kita semakin berani, tidak putus asa ketika pengalaman salib dan penderitaan yang kita alami. Kristus yang bangkit telah membebaskan dan memerdekakan kita, menjadi manusia baru, manusia paskah, manusia kebangkitan yang memberikan harapan dan kepastian bagi mereka yang telah kehilangan iman dan harapan, yang tidak lagi percaya akan Kristus yang bangkit.
Kita membiarkan Tuhan bertindak dan melakukan hal yang besar dalam ketidakberdayaan kita. Membiarkan Tuhan menggulingkan batu besar dari hati kita.
Batu kesombongan, dosa yang menutup pintu hati kita untuk mengalami Kristus yang bangkit harus digulingkan. Paskah yang menggembirakan, penuh sukacita dalam diri manusia yang bangkit bersama Kristus.
Semoga hati kita pun menjadi sebuah kubur yang kosong dan terbuka agar diisi oleh terang kebangkitan Kristus yang membebaskan, yang memerdekakan, menjadikan kita manusia paskah, manusia kebangkitan, manusia baru.
Inilah hari yang diciptakan Tuhan, kita mau bersorak dan bergembira karena Dia, karena hari Tuhan menyelamatkan dan membangkitkan kita. Alleluia, Tuhan sudah bangkit.
Doa Penutup
Ya Allah, pada hari ini dengan pengantaraan Putra Tunggal-Mu Engkau telah menaklukkan kematian dan membuka bagi kami pintu keabadian.
Semoga kami yang merayakan pesta Kebangkitan Tuhan dibarui oleh Roh-Mu dan bangkit dalam terang kehidupan.
Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Demikianlah Renungan Hari Minggu 31 Maret 2024, semoga bermanfaat.
Baca Juga Injil, Renungan dan Santo Santa THEKATOLIK.COM Lainnya di Google News