Renungan Hari Minggu 28 Juli 2024
Renungan Hari Minggu 28 Juli 2024
Bapak, Ibu dan Saudara-saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus, Pada Renungan Harian Minggu 28 Juli 2024. Dalam Bacaan Injil Yohanes 6:1-15 hari ini mengisahkan tentang, Yesus membagi-bagikan roti kepada orang banyak, sebanyak yang mereka kehendaki.
Belajar dari keyakinan Elisa.
Bila orang Kristen masa kini ditanya: “Mengapa kamu yakin bahwa Allah akan memelihara kamu melalui segala kesulitan?” Jawabannya dapat bermacam-macam. Namun bila pertanyaan ini kita tujukan kepada Elisa, maka jawabannya adalah “Sejarah sudah membuktikan bahwa Allah senantiasa memelihara hamba-Nya, dan tentunya juga akan memelihara aku.”
Jawaban Elisa ini merupakan dasar bagi sikap dan tindakan dia ketika menghadapi kelaparan yang melanda Gilgal, sementara itu serombongan nabi datang menemuinya. Dia tidak bingung, panik, atau cemas menghadapi situasi demikian.
Sebaliknya, ia malah menyuruh bujangnya untuk menaruh kuali yang paling besar dan memasak sesuatu dalam jumlah besar. Dalam situasi normal, permintaan Elisa bukanlah perkara yang besar, namun dalam keadaan kelaparan melanda seluruh negeri maka permintaan Elisa bukanlah perkara kecil.
Lalu ketika bujangnya mengumpulkan sulur-suluran dan labu liar – tanaman yang tidak mereka kenal, Elisa pun tidak menolak. Bahkan ketika para nabi berteriak-teriak karena tanaman itu beracun, Elisa dengan tenangnya meminta tepung dan melemparkannya ke dalam kuali sehingga makanan yang beracun itu menjadi tawar dan enak!
Sikap dan tindakan Elisa ini pasti berdasarkan pemeliharaan Allah terhadap Elia melalui burung gagak, seekor binatang yang nampaknya tidak mungkin berguna bagi manusia. Tanaman liar dan beracun yang nampaknya tidak mungkin berguna bagi manusia tentunya dapat dipergunakan Allah untuk memelihara hamba-Nya.
Demikian juga peristiwa memberi makan 100 orang adalah mirip dengan peristiwa dimana Elia dipelihara melalui janda Sarfat. Elisa yakin bahwa Allah berbuat seperti yang pernah diperbuat-Nya kepada hamba-Nya Elia.
Elisa melihat sejarah sebagai bukti bahwa Allah peduli dan sanggup memelihara umat-Nya, dan berdasarkan sejarah itu pula maka Elisa mempunyai keyakinan yang teguh untuk melandasi sikap dan tindakannya.
Kitab Suci penuh dengan fakta sejarah. Allah telah membuktikan bahwa Ia peduli dan sanggup memelihara umat-Nya sepanjang zaman. Seharusnya kita pun mempunyai keyakinan seperti Elisa di dalam menghadapi segala ancaman dan kesulitan yang mengelilingi kita, karena keyakinan inilah yang akan melandasi sikap dan tindakan kita.
Mazmur, Raja adil penuh rahmat
Unsur-unsur kepemimpinan dunia ini biasanya didominasi dengan kekuatan dan keperkasaan militer, kecerdikan dan kekuatan diplomasi, dan sering kali pemaksaan serta penggunaan kekerasan. Para pemimpin atau penguasa adalah sosok yang ditakuti dan dijauhi. Bahkan tidak jarang, diam-diam dimusuhi dan dikutuki oleh rakyatnya sendiri karena penyalahgunaan kuasa.
Namun ke-Raja-an Allah berbeda sama sekali dari cara pemimpin dan penguasa dunia ini memerintah. Ke-Raja-an Allah yang berdaulat sepanjang zaman dan tak lekang oleh waktu (11-13), justru ditopang bukan oleh kekuatan militer, atau kekuatan diplomasi politis. Kekuasaan dan pemerintahan Allah ditopang oleh karakter mulia Allah yang merupakan bentuk kasih dan kepedulian-Nya terhadap umat-Nya.
Kasih dan setia, kebaikan dan rahmat (8-9) memancar dari takhta Allah yang mulia. Dari singgasana Sang Raja diraja, karakter mulia itu mewujud dalam bentuk pertolongan-Nya kepada semua orang yang membutuhkannya (14-16).
Di sisi lain, karakter keadilan dari Raja diraja memberi rasa aman dan pengharapan atas rakyat-Nya. Hal ini tentu membangkitkan sikap takut dan cinta umat kepada-Nya.
Dalam keadilan-Nya, Raja diraja akan membela umat-Nya atas semua ancaman dari pihak musuh dengan cara membongkar muslihat dan memporak-porandakan segala rencana kejahatan musuh. Tidak ada yang dapat bertahan menghadapi kedaulatan dan kekuasaan Raja diraja yang adil.
Maka pujian yang keluar dari mulut pemazmur adalah pujian yang lahir dari rasa aman dan syukur karena pengalaman dikasihi, dipelihara, dan dilindungi oleh Rajanya. Betapa damai dan berpengharapannya hidup ini kalau kita menyadari Allah kita adalah Raja yang berdaulat, penuh kuasa, dan sangat peduli atas hidup kita.
Ingat dan hitunglah berbagai bentuk kebaikan dan rahmat Tuhan kepada Anda! Adakah melodi syukur mengumandang dalam hidup Anda sehari-hari?
Bacaan kedua, Disatukan oleh Kristus.
Bhinneka tunggal jika adalah asas yang dianut bangsa kita sebagai upaya untuk mempersatukan keragaman budaya di negeri ini. Jika negara kita disatukan oleh satu asas, apakah yang mempersatukan orang-orang Kristen yang jumlahnya milyaran dengan beragam karakter?
Melalui tulisan ini, kita mendapatkan jawaban menarik bahwa orang Kristen dipersatukan oleh panggilan Allah yang dialaskan pada satu tubuh, satu pengharapan, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa (ayat 4-6).
Semua faktor internal dalam kehidupan orang-orang Kristen mengimplikasikan bahwa manusia yang harkat kemanusiaannya yang lama telah rusak, kini berada dalam pendamaian dan penyatuan di dalam Kristus. Jelas bahwa seharusnya tidak ada perpecahan dalam gereja karena itu bertentangan dengan panggilan Allah.
Allah memanggil kita untuk menjadi satu, dan kesatuan itu harus dinyatakan dalam praktik hidup kita sehari-hari (ayat 1-3). Namun, dalam kenyataannya sulit sekali mencegah terjadinya perpecahan di dalam gereja. Sebenarnya, pemicu perpecahan tersebut adalah ketidakseriusan kita memahami arti panggilan Allah.
Berbagai perbedaan karakter dan kepentingan dalam jemaat tidak dilihat sebagai “kekayaan umat” yang mempersatukan tetapi dilihat sebagai “kekayaan pribadi” yang mengancam. Paulus mengingatkan dan mengimbau supaya setiap orang Kristen memiliki kehidupan yang berpadanan dengan panggilan-Nya (ayat 1).
Artinya, orang Kristen harus menerapkan sikap rendah hati, lemah lembut, sabar, serta menunjukkan kasihnya terhadap sesama dalam menjalankan kehidupannya baik di tengah-tengah persekutuan gereja maupun di tengah-tengah masyarakat (ayat 2). Bisa dibayangkan betapa indahnya kehidupan seperti ini bila terjadi di dalam gereja.
Sudahkah hidup kita mencerminkan perpadanan serasi dengan panggilan Allah sehingga Kristus terlihat nyata di dalamnya?
Injil hari ini, Supaya kuasa-Nya nyata
Bisakah Anda bayangkan, memberi makan 5000 orang lebih di tempat di mana tidak ada pasar, rumah makan, atau dana yang cukup untuk membeli makanan?
Hal ini jelas tidak membuat Yesus bingung, karena Ia tahu apa yang akan Dia perbuat (ayat 6). Namun Yesus ingin melibatkan para murid di dalam karya Kerajaan Surga. Maka Yesus menanyai Filipus mengenai tempat untuk membeli makanan (ayat 5).
Filipus yang berasal dari daerah di sekitar situ, dia dianggap menguasai daerah itu dan mengetahui di mana tempat membeli makanan (ayat 1:44). Akan tetapi, Filipus lebih memikirkan jumlah uang yang harus ada bila Yesus dan para murid ingin memberi makan orang yang begitu banyak (ayat 7).
Padahal pertanyaan yang Yesus ajukan kepada Filipus bertujuan agar para murid menyadari besarnya masalah, sulitnya mencari solusi, tetapi melihat bahwa ada Yesus.
Yesus ingin ada iman dalam diri murid-murid-Nya. Lalu Andreas memperlihatkan betapa minimnya sumber makanan yang ada (ayat 8-9). Menurut dia, jumlah makan siang seorang anak yang ada pada saat itu tidak dapat menolong mereka di dalam situasi tsb.
Baik Filipus maupun Andreas tidak menyadari bahwa justru kelemahan semacam itulah yang menjadi jalan bagi penyataan kuasa dan pemeliharaan Tuhan. Apa yang tidak mampu dilakukan para murid, dapat terjadi oleh kuasa Yesus Kristus.
Maka Yesus pun mengambil roti itu, mengucap syukur, dan membagikan-bagikannya (ayat 11). Setiap orang pun menjadi kenyang. Bahkan masih tersisa makanan sebanyak 12 bakul (ayat 13).
Keterbatasan sumber makanan tidak membuat mereka kekurangan. Kuasa Yesus membuat sumber yang terbatas menjadi tidak terbatas. Allah berkarya melalui kelemahan manusia. Ia tidak memilih orang yang kuat atau yang merasa diri kuat.
Ia memilih orang yang lemah supaya Ia dapat menyatakan kuasa-Nya melalui kelemahan mereka. Ia memberi kita tugas yang tidak dapat kita lakukan dengan kekuatan kita sendiri karena melalui kita, Ia ingin menyatakan kuat kuasa-Nya.
Doa Penutup
Tuhan Yesus, Engkau adalah Roti Kehidupan, yang diberikan untuk kehidupan dunia. Datanglah untuk mengisi diri kami dengan damai sejahtera dan cinta kasih.
Dalam sabda-Mu dan sakramen-sakramen, puaskanlah rasa lapar kami dan sembuhkanlah semua luka kami. Amin.
Demikianlah Renungan Hari Minggu 28 Juli 2024, semoga bermanfaat.
Baca Juga Injil, Renungan dan Santo Santa THEKATOLIK.COM Lainnya di Google News