Renungan Hari Selasa 20 Agustus 2024

Renungan Hari Selasa 20 Agustus 2024

Renungan Hari Selasa 20 Agustus 2024

Bapak, Ibu dan Saudara-saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus, Pada Renungan Harian Selasa 20 Agustus 2024. Dalam Bacaan Injil Matius 19:23-30 hari ini mengisahkan tentang perumpaman lebih mudah seekor unta masuk melalui lubang jarum, daripada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Surga.

Ketika aku menjadi Allah

Apa penyebab utama kejatuhan manusia dalam dosa? Yaitu manusia menolak mengakui Allah, bahkan ingin menjadi Allah. Tentu sangat mustahil bagi manusia menjadi Allah. Manusia adalah ciptaan Allah yang terbatas dan fana. Allah adalah Pencipta segala sesuatu, Maha Kuasa, dan berdaulat atas ciptaan-Nya.

Raja Tirus sangat sombong dan mengklaim diri sebagai Allah (ayat 2), tetapi dia bukan Allah. Banyak raja di daerah timur tengah, seperti Mesir, yang dianggap merupakan keturunan dewa atau ilah yang disembah.

Namun di Tirus dan sekitar Mesopotamia, raja adalah manusia biasa. Ada beberapa alasan mengapa raja Tirus menganggap dirinya sebagai Allah. Ia memiliki hikmat (ayat 3-4a), kekayaan (ayat 4b), dan kemampuan berdagang (ayat 5).

Sang raja mungkin sangat cerdas dan cermat, atau dia memiliki para pembantu raja yang memiliki kemampuan untuk mengatur kerajaan dengan baik. Apapun alasannya, raja Tirus menganggap dirinya sama dengan Allah (ayat 6).

Hal inilah yang membuat Allah geram dan marah sehingga Ia akan mengirim bangsa asing untuk menduduki Tirus (ayat 7). Seluruh kejayaan dan kesombongan Tirus akan dienyahkan. Bangsa Tirus akan dihukum dan tidak akan ada kemampuan yang bisa ditonjolkan oleh Tirus.

Mereka tidak berdaya seperti orang mati (ayat 8). Dalam posisi seperti inilah raja Tirus, tak mungkin lagi berkata bahwa dirinya adalah Allah (ayat 9). Dalam hal inilah raja Tirus akan dipermalukan (ayat 10a). Allah yang disembah oleh orang Israel adalah Allah yang berkuasa, bahkan atas Tirus yang dianggap perkasa.

Kadang-kadang kita pun berlaku seperti Allah atas hidup kita. Menjadi Allah berarti menentukan sendiri apa yang layak kita lakukan, menentukan sendiri apa yang benar dan salah.

Di hadapan Allah yang berdaulat penuh hal ini adalah dosa, dan merupakan pemberontakan terhadap diri-Nya. Mari kita mawas diri. Segala kebolehan kita adalah anugerah-Nya. Akuilah dan naikkan syukur. Terimalah pengajaran dan perintah-Nya, Sang Berdaulat satu-satunya.

Mazmur, Hidup dengan Allah sejati.

Hukum sebab akibat merupakan hukum yang berlaku dalam Perjanjian Lama, misalnya jika kita taat (= hidup dengan Allah) maka Allah akan memberikan berkat. Tetapi bila kita memberontak atau meninggalkan Dia (= hidup tanpa Allah), akibatnya adalah malapetaka.

Malapetaka terjadi atas bangsa Israel karena pemberontakannya seperti diceritakan dalam nyanyian Musa. Pemberontakan bangsa Israel dimulai ketika mereka meninggalkan Allah. Sehingga mereka mempersembahkan korban kepada roh-roh jahat, berbalik setia kepada ilah yang baru.

Akibatnya adalah: Pertama, Allah cemburu dan sakit hati (ayat 15-17). Kedua, Allah menyembunyikan wajah-Nya dari bangsa Israel (ayat 20). Dari hidup dalam naungan kasih Allah menjadi mengalami kehampaan hadirat-Nya betapa ngeri akibat dosa!

Allah juga memberikan hukuman dalam bentuk:

Pertama, Allah menyerahkan mereka kepada bangsa yang bebal (ayat 21).

Kedua, Allah menimpakan api murka-Nya dan menimbunkan malapetaka (ayat 22-23).

Ketiga, kelaparan serta penyakit akan menimpa hidup bangsa Israel (ayat 21-24).

Keempat, ladang tidak menghasilkan panen (ayat 32-33). Inilah hidup yang harus dijalani bangsa Israel ketika mereka hidup tanpa Allah. Ilah-ilah yang bukan Allah sejati menawarkan suatu hal yang terlihat lebih baik bila manusia mau hidup bersamanya. Tapi hidup bersama Allah sejati adalah hal terbaik yang bisa manusia dapatkan.

Renungkan

Hidup bersama Allah bukan saja urusan nanti di surga, tetapi kepentingan kita sebagai milik-Nya di dunia ini.

Injil hari ini, Bagaimana masuk sorga?

Masuk sorga itu berat syaratnya. Hanya seorang yang menjadi seperti anak kecil yang memiliki Kerajaan Sorga. Apa artinya? Seperti seorang anak kecil yang tidak punya apa-apa untuk diandalkan melainkan sepenuhnya bergantung pada kasih sayang orangtua atau orang dewasa lain, demikianlah orang yang ingin masuk sorga harus sepenuhnya bergantung pada kemurahan Allah saja.

Perbuatan baik dan kekayaan bisa membuat orang memiliki keyakinan diri yang kuat, rasa terhormat. Sampai di situ tidak salah. Tetapi bila kebaikan dan kekayaan dijadikan modal untuk menuntut hak masuk sorga, jelas salah besar!

Melepas segala sesuatu. Di dalam dunia ini banyak hal dapat diatur atau diperoleh dengan uang. Bahkan kebenaran dan keadilan pun dapat diputarbalikkan hanya karena uang. Kenyataan seperti itu bisa menggoda orang berpikir bahwa keselamatan dan Kerajaan Sorga pun dapat diperoleh dengan uang, atau Tuhan dapat disogok dengan uang.

Ketika Tuhan menuntut orang muda yang kaya itu untuk memberikan semua hartanya kepada orang miskin, tidak berarti bahwa sorga dapat dibeli dengan perbuatan baik. Tidak juga berarti bahwa sorga hanya untuk orang miskin. Perintah itu bertujuan menyadarkan dan melepaskan orang itu dati keterikatannya akan harta.

Bukan memperoleh isi dunia. Tiga kali para murid Yesus dikejutkan, dicengangkan Yesus. Masuk sorga adalah mustahil bagi manusia, tetapi tidak bagi karunia Allah. Jika untuk mengikut Yesus dan masuk sorga orang harus kehilangan segala sesuatu, bukankah itu berarti rugi besar? Tidak! Sebaliknya, orang yang menerima karunia hidup kekal dari Tuhan Yesus akan mengalami berkat-berkat dunia ini dalam perspektif dan nilai yang kekal.

Renungkan

Tuntutan Injil sedemikian berat karena Tuhan ingin memberi kita harta dan kebahagiaan sejati di dalam Dia saja.

Doa Penutup

Ya Tuhan Allah, tambahkanlah iman kami supaya kami dapat pasrah di hadapan-Mu dan tidak membanggakan diri. Amin.

Demikianlah Renungan Hari Selasa 20 Agustus 2024, semoga bermanfaat.

Baca Juga Injil, Renungan dan Santo Santa THEKATOLIK.COM Lainnya di Google News

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url