Renungan Hari Rabu 18 September 2024
Renungan Hari Rabu 18 September 2024
Bapak, Ibu dan Saudara-saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus, Pada Renungan Harian Rabu 18 September 2024. Dalam Bacaan Injil Lukas 7:31-35 hari ini mengisahkan tentang Hikmat Allah dibenarkan oleh orang yang menerimanya.
Kalimat terakhir dari pasal 12 ini Paulus sebetulnya sedang menunjuk kepada suatu jalan kehidupan yang lebih unggul dibandingkan dengan kehidupan yang dilalui dengan mencari dan memperagakan karunia rohani.
Kasih adalah hal yang terutama, yang mengandung hal-hal yang mulia dan kasih tinggal tetap. Kasih memberikan jawaban pada pertanyaan sepanjang masa, Apakah yang terbaik di dalam hidup ini? Yang terutama adalah kasih.
Kasih bukan saja salah satu dari ciri khas orang Kristen, tetapi jiwa dari jatidiri Kristen dan Kekristenan. Kasih mutlak untuk kualitas kehidupan di kalangan Gereja Kristen sendiri. Paulus menegaskan bahwa karunia yang paling utama yang harus dipraktekkan oleh setiap warga gereja untuk membangun tubuh Kristus adalah kasih (1Kor. 12:31).
Semua karunia sehebat apa pun, akan menjadi sia-sia (ayat 1), tidak berguna bagi orang lain (ayat 2), juga bagi diri sendiri (ayat 3) bila tidak dilakukan dalam kasih dan karena kasih. Pikirkan betapa ekstrim ajaran Paulus ini. Siapa dari kita yang tidak seperti jemaat Korintus, menganggap penting karunia berkomunikasi (ayat 1), karunia nubuat, hikmat, iman (ayat 2), atau karunia berkorban dalam pelayanan (ayat 3)?
Semuanya itu penting bila berguna, dan berguna bila dilakukan dalam kasih dan digerakkan oleh kasih!
Aneka ragam kasih. Kasih akan berkaitan erat dan terwujud dalam beberapa sifat yang mencerminkan sifat Kristus sendiri. Sabar, murah hati, tidak cemburu, tidak melakukan yang tidak sopan, tidak mencari keuntungan bagi diri sendiri.
Orang yang hanya mementingkan diri sendiri, tidak memiliki kasih. Orang yang dihidupkan Kristus dan hidup bagi Kristus, itulah yang akan memiliki kasih. Orang demikian tidak mencemburui kemajuan atau kemampuan orang lain, melainkan sambil memuji Tuhan justru mendorong kemajuan orang lain.
Yang abadi adalah kasih. Seperti orang Kristen di Korintus, kita pun cenderung menganggap penting hanya hal-hal yang berdampak langsung. Yang utama dan karena itu yang terpenting sebenarnya ialah yang dampaknya lama bahkan abadi. Jauh melebihi nubuat, kesembuhan ilahi, hikmat, bahasa roh, adalah dampak kasih.
Bahkan bila dibandingkan dengan iman dan pengharapan sekali pun, ternyata kasihlah yang abadi. Itu sebabnya kasih harus kita kejar, agar selalu menjiwai sikap dan tindakan kita dalam hidup dan pelayanan. Bukan kasih manusiawi yang harus jadi ciri hidup Kristen, tetapi kasih Kristus sendiri.
Injil hari ini, Dengan apakah Kuumpamakan orang-orang dari angkatan ini?
Yesus menggambarkan perilaku orang Farisi dengan permainan anak-anak dahulu mungkin juga pernah dimainkan Yesus ketika masih kanak-kanak. Apabila seseorang mengusulkan untuk “bermain pernikahan” yang lain tidak mau menari: apabila yang lain mengusulkan “bermain penguburan” yang lain tidak mau menangis.
Apa pun yang diusulkan, mereka tidak akan senang. Mereka menyebut Yohanes kerasukan setan karena tidak menikmati kemewahan: mereka menuduh Yesus pelahap dan peminum karena Dia ikut menghadiri pesta. Ini jelas merupakan fitnahan yang dimaksudkan untuk meruntuhkan pengaruh-Nya sebagai seorang pengajar kebenaran (lih. Mat 12:24; Yoh 7:20; 8:48).
Yesus sendiri mengatakan secara tidak langsung bahwa mereka yang “makan minum bersama-sama pemabuk” adalah para hamba jahat yang tidak bersiap-siap dengan benar untuk kedatangan Tuan mereka (Mat 24:48-49). Karena itu, melalui ayat-ayat ini tidak dapat dibuktikan bahwa Yesus minum anggur yang memabukkan.
Yesus telah mengungkapkan kebenaran, dan pelayanan Mesias adalah penyucian dan penyelamatan orang berdosa namun masih saja ada orang yang mengeraskan hati terhadap kebenaran itu.
Orang Farisi dan ahli taurat yang selalu menganggap diri benar, belum juga terbuka akan kebenaran yang sesungguhnya. Justru para pemungut cukai yang dianggap mereka sebagai orang berdosa, memberikan tanggapan keterbukaan akan kebenaran dan memberi diri dibaptis.
Di mana pun kebenaran diberitakan, selalu menimbulkan berbagai reaksi, ada yang menerima dengan sukacita dan percaya, ada juga yang tetap menolak dan mengeraskan hati terhadap kebenaran.
Cara Allah dalam tindakan penyelamatan-Nya sering tidak terduga dan memang tidak konvensional, namun pasti tepat sasaran. Kita dipanggil terlibat dalam pelayanan dengan belajar menyesuaikan diri dengan kreativitas-Nya serta percaya bahwa rencana-Nya paling baik dan pasti berhasil.
Doa Penutup
Tuhan Yesus, bukalah matahatiku agar dengan demikian sebagai seorang dewasa aku dapat melihat siapa sesungguhnya Engkau sebagai Tuhan dan Mesias (Kristus).
Singkirkanlah setiap rintangan dalam hatiku supaya aku dapat menerima hidup-Mu dalam diriku. Amin.
Demikianlah Renungan Hari Rabu 18 September 2024, semoga bermanfaat.
Baca Juga Injil, Renungan dan Santo Santa THEKATOLIK.COM Lainnya di Google News