Renungan Hari Sabtu 19 Oktober 2024

Renungan Hari Sabtu 19 Oktober 2024

Renungan Hari Sabtu 19 Oktober 2024

Bapak, Ibu dan Saudara-saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus, Pada Renungan Harian Sabtu 19 Oktober 2024. Dalam Bacaan Injil Lukas 12:8-12 hari ini mengisahkan tentang Roh Kudus akan mengajarkan kepadamu apa yang harus kamu katakan.

Bagaimana mengenal kuasa Allah?

Dengan doa! Tanpa doa tidak mungkin mengenal kuasa Allah. Paulus berdoa agar Allah ‘menjadikan mata hatimu tenang’ (ayat 18). Mata hati harus dicerahkan agar dapat melihat betapa hebat kuasa Allah bagi kita (ayat 19).

Paulus mengatakan bahwa kuasa Allah telah diungkapkan dan tidak tersembunyi. Masalahnya sekarang, kita tidak melihatnya karena mata hati kita masih gelap, akibatnya kita tidak mampu melihat karya Allah di dalam dan melalui Kristus.

Ada tiga bentuk manifestasi kuasa Allah melalui Kristus.

Kuasa Allah nampak di dalam membangkitkan Kristus dari kematian (ayat 20). Musuh utama manusia adalah kematian. Tidak seorang pun mampu melawannya. Tetapi setiap yang percaya pada Yesus tidak perlu takut menghadapi kematian. Kebangkitan Kristus adalah bentuk nyata kuasa Allah.

Kuasa Allah nampak dengan mendudukkan Kristus di sebelah kanan-Nya mengatasi segala sesuatu (ayat 20-22). Musuh lain yang tidak dapat dilawan manusia adalah iblis dan pengikutnya. Kristus telah menaklukkan iblis dan meletakkan mereka di kaki-Nya. Mereka sudah tidak memiliki kuasa terhadap orang yang percaya Yesus.

Kuasa Allah nampak dengan melantik Yesus sebagai kepala jemaat (ayat 22). Kristus adalah kepenuhan jemaat. Jemaat menjadi sempurna karena dipenuhi oleh Kristus. Jika Kristus memenuhi jemaat, mengapa orang Kristen menyingkirkan Kristus dari dalam jemaat? Mengapa takut menyaksikan Kristus?

Renungkan

Bila mata hati telah melihat demonstrasi kuasa Allah, mengapa kita masih takut hidup sebagai pengikut Kristus? Mengapa takut dan malu menjadi saksi Kristus?

Mazmur, Mengapa sesama umat beriman terus bertengkar?

Apa penyebab utama perselisihan dan perpecahan umat beriman sampai saat ini? Tidak lain dan tidak bukan adalah kesombongan yang masih menguasai hati orang Kristen. Pada hakikatnya kesombongan adalah salah satu bentuk manifestasi mempertuhankan diri sendiri. Karena itu kesombongan harus dihancurkan. Bagaimana caranya? Kita dapat meneladani pemazmur.

Melalui ayat pertama dan ayat terakhir dari Mazmur ini, pemazmur melantunkan nyanyian kekagumannya yang indah kepada Tuhan dimana di dalamnya nama Allah yang mulia ditinggikan.

Kekaguman kepada Allah ini sulit diekspresikan sehingga pemazmur hanya dapat mengungkapkan dengan kata-kata ‘Ya TUHAN, Tuhan kami`. Kita tidak perlu kaget karena memang tidak ada akal yang dapat mengukur dan tidak ada lidah yang dapat menyatakan, walaupun hanya setengah dari kebesaran Tuhan.

 Mengapa pemazmur begitu terkagum-kagum akan kebesaran Allah? Sebab kebesaran Allah tidak hanya dapat dilihat dari apa yang di langit di atas namun juga yang di bumi di bawah, khususnya dari makhluk yang dianggap paling lemah yaitu bayi-bayi dan anak- anak yang menyusu.

Pemeliharaan Allah yang luar biasa kepada mereka terlihat ketika Allah mengubah darah seorang ibu menjadi air susu dan memberikan kemampuan bayi-bayi untuk menyusu. Melalui itu semua Allah memelihara dan menumbuhkan.

Pengenalan yang benar akan kebesaran Allah, menuntun manusia kepada kesadaran akan ketidakberdayaan dan ketidaklayakan dirinya

Pengenalan akan kebesaran Allah akan menuntun manusia untuk menemukan jati diri yang sebenarnya di hadapan Allah dan di antara makhluk ciptaan lainnya. Jika sekarang manusia mempunyai kemampuan, otoritas, dan kedudukan yang tinggi di dunia, semua itu semata-mata anugerah Allah

Renungkan

Berdasarkan pemahaman di atas, adakah alasan yang membenarkan manusia untuk menjadi sombong, sehingga merendahkan dan melecehkan orang lain? Jika pemazmur membuka dan menutup mazmur ini dengan pujian kekaguman sebagai manifestasi dari pengakuan kebesaran Allah dan kehinaan dirinya, hal-hal lain apakah yang dapat Anda lakukan sebagai manifestasi dari pengakuan kebesaran Allah dan kehinaan kita dihadapan-Nya?

Injil hari ini, Dosa menghujat Roh Kudus

Yesus dengan tegas menyatakan bahwa siapa mengakui Dia, Yesus juga akan mengakui orang tersebut di depan para malaikat. Tuhan Yesus menyebut para murid sebagai `sahabat-sahabat-Ku.

Menjadi sahabat Yesus dimulai ketika orang takut akan Dia dan mengakui Dia di depan manusia. Lalu menerima Roh Kudus yang memberikan keberanian dan hikmat dalam menjawab serta berkata-kata di hadapan majelis, pemerintah, dan penguasa (8-12).

Menjadi sahabat Yesus berarti mewartakan kebenaran dengan berani dan berhadapan dengan kemunafikan yang berusaha menutupi dan menyelubungi kenyataan sebenarnya.

Mengakui Tuhan Yesus menjadikan kita saksi yang memberitakan kebenaran. Sama seperti Yesus yang tajam menganalisa keadaan zamannya, kita pun dipanggil untuk belajar dan peka akan situasi dan kondisi di sekitar kita. Dengan demikian kita dapat menyampaikan pesan kebenaran yang diamanatkan kepada kita sesuai dengan keadaan zaman kita!

Disamping itu Yesus mengajarkan bahwa “… barangsiapa menghujat Roh Kudus, ia tidak akan diampuni (8:10)”. Kerahiman Allah tidak mengenal batas; tetapi siapa yang dengan sengaja tidak bersedia menerima kerahiman Allah melalui penyesalan, ia menolak pengampunan dosa-dosanya dan keselamatan yang ditawarkan oleh Roh Kudus.

Ketegaran hati semacam itu dapat menyebabkan sikap yang tidak bersedia bertobat sampai pada saat kematian dan dapat menyebabkan kemusnahan abadi.

Jadi secara prinsip dosa adalah suatu kesalahan yang membuat manusia membelok dari tujuan akhir, yaitu persatuan dengan Tuhan. Semakin parah suatu dosa, maka pembelokannya terhadap tujuan akhir akan semakin besar.

Dan dosa menghujat Roh Kudus, adalah suatu pembelokan yang benar-benar bertentangan dengan tujuan akhir. Hal ini dapat juga dimanifestasikan dengan keputusasaan dan tidak mempunyai sikap untuk sampai pada tujuan akhir.

Perwujudan dari dosa ini adalah keputusasaan karena meragukan kasih Allah dan juga anggapan yang salah tentang keadilan Allah. Dua hal ini adalah akibat dari kesalahan menilai hakekat Allah. Keputusasaan melawan kebijaksanaan ilahi harapan, di mana harapan ini diperlukan untuk percaya akan janji Allah tentang kehidupan kekal di surga.

Keputusasaan sebenarnya memberikan tuduhan yang tidak benar akan Allah yang sebenarnya maha pengampun dan maha kasih. Dengan demikian seseorang yang berputus asa akan menganggap dosanya lebih besar dari kasih Allah.

Oleh karena itu, orang ini dapat melakukan apa saja yang melawan Allah, dengan anggapan bahwa dia tidak mungkin mendapatkan kasih Allah.

Di sisi yang lain, anggapan yang salah tentang keadilan Allah adalah dosa yang melawan Roh Kudus, yang bertolak belakang dengan dosa keputusasaan. Presumption percaya akan janji Allah tentang Surga, namun menyalahi Allah yang sebenarnya Maha Adil, sehingga orang ini berfikir dapat mencapai surga dengan caranya sendiri tanpa mempedulikan bahwa Allah menghendaki pertobatan dan bahwa ada konsekuensi dari dosa/ kesalahan yang diperbuat olehnya.

Orang macam ini menempatkan anggapan sendiri lebih tinggi dari pada hukum Tuhan. Dia juga berfikir bahwa dia dapat terlepas dari hukuman Tuhan walaupun dia berdosa. Oleh karena itu, pertobatan yang membawa kepada kebahagiaan kekal, menjadi suatu yang sulit sekali dilakukan, sebab orang ini tidak melihat bahwa pertobatan itu diperlukan.

Dan akhirnya orang ini juga dapat terjebak untuk tidak mengakui adanya hukum moral dan kebenaran yang bersumber dari Tuhan. Oleh karena itu orang ini sulit diselamatkan, karena menolak kebenaran berarti menolak Tuhan, sumber dari kebenaran atau kebenaran itu sendiri.

Roh Kudus bekerja menyertai kita. Tanda bahwa Roh Kudus berkerja adalah kita bisa percaya kepada Allah, merasakan kasih Nya dan tahu apa yang baik dan benar sebagai sesuatu yang ingin kita wujudkan.

Tentang Roh Kudus yang dijanjikan, Yesus berkata “Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman.” (Yoh 16:8). Oleh karena itu, tugas utama Roh Kudus adalah ‘menginsafkan’ manusia dari dosanya.

Jika manusia tidak mau insaf, maka ia berdosa melawan Roh Kudus. Maka adalah benar, kalau seseorang menolak Roh Kudus, berarti ia menolak kebenaran dan menolak kasih Allah, serta menolak pengampunan dari Allah, maka tidak mungkin diampuni baik di kehidupan sekarang maupun yang akan datang.

Doa Penutup

Bapa surgawi, terima kasih penuh syukur kuhaturkan kepada-Mu karena Engkau telah menyatakan kasih-Mu melalui Yesus Kristus.

Aku percaya bahwa Roh Kudus-Mu akan terus membimbing hidupku. Tingkatkanlah imanku sehingga aku dapat menikmati kegembiraan dan sukacita kehidupan kekal di hadapan hadirat-Mu. Amin.

Demikianlah Renungan Hari Sabtu 19 Oktober 2024, semoga bermanfaat.

Baca Juga Injil, Renungan dan Santo Santa THEKATOLIK.COM Lainnya di Google News

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url